beritaparlemen.id – Konflik antara ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) di Pasir Impun menarik perhatian DPRD Kota Bandung. DPRD meminta kedua pihak untuk saling menghargai dan memahami peran masing-masing.
Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana, menyatakan bahwa kemajuan teknologi, termasuk dalam sektor transportasi, menjadikan ojek online sangat diperlukan oleh masyarakat.
“Ojek online jelas memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dan itu menciptakan kebutuhan akan kedua jenis ojek ini—online dan pangkalan,” kata Andri pada Kamis, 12 September 2024.
Menurut Andri, ojek online lebih banyak dipilih untuk mobilitas sehari-hari. Namun, ia mendorong pengemudi ojek pangkalan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, sambil tetap menghargai nilai-nilai kearifan lokal yang diusung oleh ojek pangkalan.
“Masyarakat masih menghargai ojek pangkalan karena kearifan lokalnya, tapi tentu saja perkembangan ojek online tidak bisa dihindari,” jelasnya.
Andri menekankan pentingnya saling menghargai antara ojol dan opang, serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kota Bandung. “Kita ingin situasi di Bandung tetap kondusif, dengan semua pihak terbuka dan memberikan pelayanan yang baik dan aman,” ungkapnya.
Keributan antara ojol dan opang di Pasir Impun, Kota Bandung, pada 6 September 2024, dipicu oleh kesalahpahaman.
Menurut Ketua Pengurus Daerah (PD) Federasi Serikat Pekerja Transportasi Nusantara (FSPTN), Ahmad Ilyas Prayogi, menjelaskan bahwa insiden terjadi ketika seorang driver ojol melintas di pangkalan opang yang diduga sedang menjemput penumpang.
“Namun, driver tersebut sebenarnya tidak berniat menjemput penumpang di lokasi tersebut. Ketegangan meningkat ketika driver ojol yang masuk ke zona opang ditahan oleh oknum ojek pangkalan, mengakibatkan keributan dan laporan jatuhnya driver bersama penumpangnya,” jelas Ilyas.
Pada malam kejadian, kata Ilyas, sekelompok ojol datang ke pangkalan ojek Pasir Impun dan merusak fasilitas setelah insiden tersebut. Kondisi ini akhirnya mereda setelah mediasi pada pukul 01.00 WIB, meski ada ojol yang masih menuntut tindakan hukum terhadap pelaku.
Pada pagi hari, ketegangan kembali memuncak hingga polisi turun tangan untuk mendamaikan kedua pihak. Kapolsek Antapani, Kompol Yusuf Tojiri, memastikan bahwa situasi telah diredakan melalui mediasi.