BERITAPARLEMEN.ID – JAKARTA – Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyoroti isu pragmatisme demi kepentingan jangka pendek yang bisa berujung pada pengkhianatan. Hal ini diungkapkannya saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA) di Jakarta, Sabtu lalu.
Muzani menegaskan bahwa perjuangan organisasi tak boleh terfokus hanya pada tujuan jangka pendek. Menurutnya, pola pikir pragmatis dan hedonis dapat membawa organisasi ke arah pengkhianatan, yang bukan merupakan tujuan dari berorganisasi di GEMIRA.
Ia mengimbau GEMIRA, sebagai organisasi sayap Partai Gerindra, untuk menjadi penyeimbang dalam situasi zaman yang semakin pragmatis dan hedonis.
“GEMIRA harus memberikan makna di tengah-tengah pergerakan yang semakin kering, memberikan semangat di tengah kehidupan yang semakin hedonis, serta menyediakan jalan keluar saat situasi menjadi semakin pragmatis,” kata Muzani.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga idealisme di tengah optimisme dan tetap memperhatikan hal-hal jangka pendek. Muzani mengingatkan anggota GEMIRA bahwa kemenangan Gerindra dan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden dalam Pilpres 2024 harus menjadi semangat untuk menjaga persatuan.
“Pak Prabowo bertekad untuk menjaga dan melestarikan semangat Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa Indonesia,” kata Muzani.
Ia menegaskan bahwa jika nilai-nilai Pancasila dijunjung tinggi, toleransi, kebhinekaan, persatuan, dan kegotongroyongan akan tetap terjaga.
Lebih lanjut, Muzani menyatakan bahwa Prabowo memperjuangkan persatuan sebagai syarat utama untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negara. “Persatuan adalah kunci kemajuan ekonomi negara, dan itulah yang akan diperjuangkan oleh Pak Prabowo,” ujarnya.
Rapimnas I GEMIRA berlangsung selama dua hari, 21–22 September, di Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PP GEMIRA K.H. Moch. Irfan Yusuf (Gus Irfan), Sekjen PP GEMIRA Sudarto, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, pengurus dan anggota PP GEMIRA, serta sejumlah tokoh ormas.
